akhirnya giliranku untuk tampil tiba. aku pun segera naik ke atas
panggung bersama randy. teman2ku yang lainnya mengira kalo kami bakalan
baca puisi. pada saat aku mulai memainkan pianoku dan randy memainkan
biolanya, aku pun kembali mengingat saat pertama kali aku bertemu
dengannya hingga saat ini. aku gamau ini semua berakhir, aku gak mau
smua knangan aku dan randy hilang. setiap dentingan piano yang aku
mainkan seakan mewakili setiap persaanku padanya. aku berharap randy
merasakan hal yang sama. seiring berjalannya waktu, lagu yang aku
mainkan bersama randy selesai. aku dan randy pun membungkung memberi
hormat, dan semua orang bertepuk tangan untuk kami berdua. aku dan randy
berjalan meninggalkan panggung. tiba2 airmataku menetes dan randy
melihatnya.
- – - – - – -
“bella, are you okay?” tanya randy. “randy, aku gak mau semua ini
berakhir sampe disini begitu aja, aku gk mau ngelupain smua yang prnah
kita lewatin brsama. aku gk mau..” jawabku sambil menangis. “bella,
nggak usah ditangisin. waktu emang harus berjalan dan smua ini akan
brakhir. ” kata randy.
randy pun memelukku supaya aku berhenti menangis. tapi itu justru membuatku semakin sulit untuk kehilangan dia.
“randy, aku gak mau khilangan kamu, karna sekarang aku sayang sama
kamu ren..” kata ku pada randy. “iya bella… aku juga sayang sama kamu..”
jawabnya lirih.
lalu aku merasa pelukannya semakin lemah dan aku bisa mendengar
nafasnya tersengal2. randy pun terjatuh dengan hidungnya yang berdarah.
dan dia pun pergi untuk selamanya. aku tak kuasa melihat keadaannya. aku
tak sanggup menahan airmataku yang mengembang di pelupuk mataku. aku
pun menjerit dan menangis, berharap ada keajaiban yang akan menolongnya.
tapi tidak ada. aku hanya bisa memandangi wajahnya yang lembut. saat
teman2ku datang, lalu mereka memanggil mamanya randy. tapi sayang randy
telah pergi untuk selamnya. semuanya emang berakhr tapi, kenangan itu gk
akan pernah berakhir. kenangan dari sebuah pertemuan singkat.
Selesai…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar